Langsung ke konten utama

Arsitektur Rumah Adat Jambi : Rumah Tuo


Provinsi Jambi terletak di tengah Pulau Sumatera. Posisinya diapit gugusan Bukit Barisan di sisi barat dengan puncak tertinggi adalah Gunung Kerinci. Di sebelah timur menghampar dataran rendah gambut hingga berujung pantai. Kedua sisi ini terhubung oleh Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera. Kondisi ini menjadikan Jambi sebagai daerah yang subur. Jambi pun dipercaya sudah banyak dihuni kelompok penduduk sejak ratusan tahun lampau. Kelompok-kelompok ini kemudian membentuk suku-suku Melayu Jambi. Berdasarkan sejumlah catatan di Museum Negeri Jambi, salah satu suku tertua di Jambi adalah suku Bathin. Suku Bathin adalah keturunan Proto Melayu atau Melayu Tua. ejak tempat tinggal suku tertua di Jambi ini masih bisa dilihat hingga saat ini, yaitu Rumah Tuo.

Ide pembangunan Rumah Tuo sendiri merupakan perpaduan antara hasil pemikiran Nenek Puyang Bungkuk selaku pemilik rumah dan kepala tukang pada saat itu. Rumah tersebut dibangun dengan tradisi “berselang” atau gotong-royong. Pada saat proses pengerjaan biasanya tua muda pria dan wanita ikut terlibat mengambil bagiannya masing-masing. Sementara lelaki mengerjakan bangunan, ibu-ibu mempersiapkan kebutuhan pangan. Untuk membangun Rumah Tuo diperlukan waktu berbulan-bulan. Hal ini terjadi karena lamanya proses pengumpulan bahan-bahan bangunan seperti kayu dan rumbei atau ijuk.

Rumah Tuo dibangun mengikuti bentuk kapal dengan dinding depan dan belakang miring untuk alasan ketahanan. Rumah Tuo memiliki struktur bangunan rumah panggung. Kolong Rumah Tuo yang tinggi berguna untuk mengindari binatang buas dan bencana banjir. Sekarang kolong tersebut digunakan untuk penyimpanan kayu bakar dan barang. Pintu masuk (pintu tegak) berada dibagian depan Rumah Tuo, sementara tangga masuk berada di sebelah pintu tegak. Hitungan anak tangga yang berjumlah ganjil dimulai dari takak, tanggo, kulintang, jatuh memiliki makna filosofis yakni, bahwa ketika menaiki tangga harapannya seseorang tersebut tidak akan jatuh ke bawah karena telah menapakkan kakinya di atas (menapakkan kaki setelah mengucapkan kata jatuh). Serta memiliki bangunan tambahan di bagian belakang.

Pada umumnya sistem konstruksi Rumah Tuo menggunakan kayu, sambungan pada rangka kolom dan balok menggunakan sistem pen dan lobang.Dinding dan lantai pada Rumah Tuo ini menggunakan material kayu yang diawetkan menggunakan batang uba agar tidak gampang dimakan bubuk rayap sekaligus berfungsi sebagai pewarna alami.Sistem pemasangan dinding dengan caralidah. Terdapat pengahang kasauyaitu berupa kuncian struktur bangunan yang hanya diikat dengan tali ijuk.

Rumah Tuo berdiri di atas 24 buah tiang utama. Tiang Tuo tersebut terbuat dari kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang disangga menggunakan kayu Medang Batu (Shorea platyclados). Tiang ini bersegi atau dikenal dengan istilah idehyang melambangkan bahwa Rumah Tuo adalah milik bersama. Pada acara adat tengganai rumah akan duduk pada tiang yang ke dua dari pintu masuk. Di atasnya diberi kayu dengan ukiran kepala.Pada tiang di depannya akan duduk tengganai lainnya. Sementara yang duduk di tiang dekat pintu ialah kicuk pakai yang menentukan boleh tidaknya melakukan suatu pekerjaan.






Jenis atap Rumah Tuo ialah bentuk Atap Bubung Jerambah (berbentuk seperti titian). Pada sisi kiri dan kanan atap terdapattanduk kambing untuk menyangga angin agar ijuk/seng tidak terbang. Namun pada Rumah Tuo ini salah satu tanduk kambingnya sudah lepas. Tanduk Kambing ini terbuat dari kayu kulin dan kayu leban.

Tampak Depan Rumah Tuo

Tampak depan dari Rumah Tuo secara umum kebanyakan menghadap kearah dihe (Utara) dan cenderung membelakangi sungai. Selain karena menghadap jalan juga, secara filosofibahwa pada masa dahulu musuh selalu datang dari arah utara.Pada Rumah Tuo terdapat perbedaan elevasi (level ketinggian) pada lantai rumah yaitu antara lantai pelamban, ruang utama, balai malintang, dan dapur. Pada bagian depan terdapat empat pintu gedang atau jendela utama dengan masing-masing mempunyai satu buah daun jendela. Alat yang digunakan untuk penyanggah pintu gedang ini bernama pangayut pintu yang terbuat dari kayu yang dibentuk dan dipahat, dengan dimensi 127 x 80 cm dengan ketebalan 4 cm. Apabila dilihat bagian fasad depan rumah ini kelihatan memanjang dengan bentuk atap bubung jerambah (berbentuk seperti titian). Bagian kolong atau panggung Rumah Tuo digunakan untuk untuk menghindari binatang buas dan bencana banjir serta tempat penyimpanan kayu bakar atau barang-barang lain. Tangga yang terbuat dari material Kayu Ulin terletak disebelah kiri dan sejajar dengan pintu tegak atau pintu utama. Adapun tinggi badan bangunan 1,88 m dari atas permukaan tanah hingga atap.



Tampak Samping Rumah Tuo











Tidak ada bagian yang unik pada sisi kiri dan kanan dan kiri Rumah Tuo. Pada masing-masing sisi terdapat sebuah jendela kecil. Tidak ada ornamen yang menghiasi sisi ini. Dinding pada rumah ini menggunakan susunan papan yang disusun secara.vertikal dan horizontal.

Tidak ada bagian yang unik pada sisi kiri dan kanan dan kiri Rumah Tuo. Pada masing-masing sisi terdapat sebuah jendela kecil. Tidak ada ornamen yang menghiasi sisi ini. Dinding pada rumah ini menggunakan susunan papan yang disusun secara.vertikal dan horizontal.

Tampak Belakang Rumah Tuo

Pada bagian belakang Rumah Tuo terdapat sebuah pelamban atau teras. Lantai pelamban dibuat dari bilah-bilah kayu yang dijarangkan karena berfungsi sebagai tempat mencuci perkakas masak. Pada bagian ini juga terdapat talang air yang dimanfaatkan untuk menampung air hujan. Dinding bagian belakang Rumah Tuomenggunakan material papan yang dipasang secara horizontal. Tidak ada ornamen pada bagian belakang Rumah Tuo. Pada bagian belakang ini terdapat sebuah pintu dengan dimenasi 0,85 x 1,5 m2dan ventelasi agar tidak terlalu pengap saat memasak di dapur.



Tiang

Pada ruang bawah terdapat24 tiang yang disusun berjajar sebanyakenam deret. Tiang utama berbentuk persegi(6, 8, 12, 16, dan 18). Pola tiang rumahberjumlah 24 adalah pola umum danberlaku untuk seluruh rumah, baik wargabiasa maupun kalangan tertentu (atas).Rumah tradisional Batin secara umummempunyai ukuran yang hampir sama.Panjang atau tinggi tiang bisa mencapaisetinggi rumah, terutama dua deret tiangyang berada di tengah. Dua deret tiangbagian pinggir (depan dan belakang) lebihpendek daripada bagian tengah. Tiangberdiri menembus lantai rumah.

Bentuk tiang segienamtentunya berbeda dengan segidelapan, duabelas, dan seterusnya. Semakin banyaksegi pada bentuk tiang semakin besardiameternya. Tentunya perbedaan bentuktiang juga berpengaruh pada kekuatantiang menyangga rumah. Semakin banyaksegi pada tiang semakin besar diameterdan kekuatannya. Hal ini menunjukkanbahwa tiang rumah mempunyai arti ataufungsi praktis, sesuai dengan kaidahdalam teknik rancang bangun rumah. Selain menunjukkan besaran diameterdan kekuatannya, bentuk segi pada tiangternyata juga menunjukkan status sosialpemilik rumah. Pemilik rumah Batin denganbentuk tiang segi lebih banyak memilikistatus yang lebih tinggi daripada bentuktiang segi lebih sedikit. Pemilik rumah iniadalah orang yang sangat dihormati dalammasyarakat tersebut, seperti pemukaadat; alim ulama; ninik mamak; dancerdik pandai. Hal ini mengindikasikanbahwa rumah dengan tiang berbentuksegi banyak hanya diperuntukkan bagikalangan tertentu, tidak setiap orang bisamembuatnya.



Tangga

Struktur Rumah Tuo yang berbentuk panggung sehingga membutuhkan tangga untuk naik ke dalam rumah. Tangga ini menghubungkan antara halaman dengan pelamban depan. Letaknya disebelah kiri dan sejajar dengan pintu tegak atau pintu utama. Tangga masuk bagian depan terbuat dari material kayu yang mana jumlah anak tangga berjumlah 7 buah anak tangga dengan dimensi satu anak tangga 73 x 10 x 6,5 cm. Hitungan anak tangga yang berjumlah ganjil dimulai dari takak, tanggo, kulintang, jatuh memiliki makna filosofis yakni, bahwa ketika menaiki tangga harapannya seseorang tersebut tidak akan jatuh ke bawah karena telah menapakkan kakinya di atas (menapakkan kaki setelah mengucapkan kata jatuh).



ORNAMEN PADA RUMAH TUO

Secara umum fungsi hiasan atau ornamenpada suatu benda atau barang yang dihiasadalah untuk memperindah benda ataubarang tersebut. Hiasan pada rumahtradisional suku Batin tersebut bisaberupa ukiran yang berada di dekat tiangatau benda tertentu yang diletakkan atau ditempelkan pada tiang tersebut. Rumah Tuo memiliki banyak sekali hasil karya seni berupa motif hias. Langgam hias rumah tuo dibuat dengan cara diukir di atas kayu. Motif yang paling menonjol pada rumah ini ialah motif flora seperti: tampuk manggis dan bunga cempaka, bunga tanjung, bunga jeruk, dll. Di samping itu terdapat juga motif fauna berupa ikan.

Rumah tradisional Suku Batin dari kalangan dengan status sosial tinggi biasanya dilengkapi dengan hiasan pada bagian tertentu, terutama pada bagian bendul. Motif bunga tanjung ditempatkan di bagian depan masinding yang terbuat dari kayu tembesu. Motif tampuk manggis ditempatkan di bagian depan masinding dan di atas pintu. Motif bunga jeruk menghiasi bagian luar belandar dan di atas pintu. Sementara Motif fauna atau binatang yang dipahatkan pada rumah tradisional suku Batin adalah ikan bersisik besar. Hasil ukirannya tidak berbentuk seperti ikan tetapi distilir ke dalam bentuk daun-daunan yang dilengkapi dengan bentuk sisik ikan. Motif ikan ditempatkan di masing-masing ujung bendol gaho dan balik melintang. Motif ikan yang distilir tersebut kemungkinan menggambarkan ikan semah (Tor douronesis) yang banyak hidup di sungai beraliran deras di daerah Kerinci dan Merangin. Disamping itu terdapat tanduk kerbau dan kambing yang ditempelkan pada tiang Rumah Tuo. Hal itu melambangkan status sosial tinggi pemilik rumah karena melambangkan kelebihan/kekayaan/kekuasaan Sementara itu pada bagian atap rumah juga terdapat ornamen yang disebut penyangga angin yang biasa disebut dengan sanggu angin terbuat dari kayu dan berbentuk tanduk kambing.Ada juga yang diberikan hiasan motif di tengahnya.





Dahulu Rumah Tuo ini memiliki hiasan naga pada tanduk kambingnya, namun sekarang sudah lepas.Mengenai makna filosofis yang terkandung dalam setiap motif ornamen yang menghiasi Rumah Tuo sudah tidak dapat lagi diketahui oleh keturunan pemilik rumah, hanya saja ornamen tersebut sifatnya hanya sebagai hiasan semata.





Penulis : Putri Sekararum (1101160015)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan dan Minuman Khas Banten

Makanan dan Minuman Khas Banten  -mengulik makanan dan minuman khas banten yang sering diminati masyarakat. Indonesia terkenal dengan makanan dan minuman khasnya yang memiliki citra rasa yang tinggi dan unik. Tidak hanya tempat wisatanya yang luar biasa, Indonesia juga memiliki beragam kuliner yang khas. Setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing, Seperti daerah Banten yang memiliki ragam sajian kuliner. Dibawah ini akan kami sajikan daftar makan dan minuman khas Banten yang dapat membangkitkan selera.  Garang Asem Pastinya Garang Asem bukanlah hal yang asing bagi pecinta kuliner Indonesia. Makanan kebangganggan khas Banten ini mudah ditemukan dimana-mana. Kukusan ayam yang kaya dengan bumbu dan dipadu dengan rasa pedas manis ini begitu mengundang selera. Sulit untuk menolak kehadirannya, apa lagi ketika bersanding dengan nasi hangat. Saat cuaca sedang terik kalian bisa membeli garang asem karna rasanya yang menyegarkan. Makanan ini bisa kalian temukan di rumah mak

Musik Khas Maluku

Maluku merupakan salah satu daerah bagian Timur Indonesia yang kaya akan khas keseniannya. Maka tak khayal bahwa alat musik Maluku selalu di gemari oleh wisatawan yang berkunjung ke Maluku. Maluku, memang memiliki beraneka ragam kesenian yang bisa ditemui ketika sedang berkunjung. Contohnya alat musik Maluku, yang masih sangat kental dalam penggunaannya. Alat musik ini sering di padukan dengan berbagai kesenian lainnya, seperti halnya tari tradisional Maluku yang masih menggunakan alat musik. Maluku merupakan kota Gong Perdamaian Dunia yang bisa dilihat dari Ambin City Center. Karena Maluku masih memiliki keunikan yang belum kita ketahui. Hal ini disebabkan dengan adanya tingkat keyakinan dan aturan adat yang masih sangat kuat. Sehingga daya tarik di daerah Maluku hanya akan diberitakan ketika wisatawan berkunjung di kota tersebut. Berikut ini adalah beberapa alat musik Maluku :  1. Arababu Arababu adalah alat musik Maluku yang digunakan dengan cara digesek. Alat musik Arababu ini

Mengenal Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat

Kebudayaan merupakan hasil dari olah rasa, karsa, cipta dari manusia. sekelompok manusia yang disebut masyarakat menghasilkan kebudayaan tertentu yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat tersebut. corak kebudayaan masyarakat pada suatu wilayah dipengaruhi oleh keragaman suku bangsanya. Semakin beragam suku bangsa semakin beragam pula kebudayaannya. oleh karena itu, bangsa indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku bangsa memiliki kebudayaan ini merupakan potensi yang harus diberdayakan sebagai salah satu pemersatuan bangsa.  Salah satu yag menunjukkan ciri khas sebuah daerah tertuang dari rumah tradisionalnya. Adapun suku melayu di kalimantan barat ditunjukkan dari bentuk istana Kadriah. Bangunan ini sampai sekarang masih terawat dengan baik. istana kadriah merupakan tempat tinggal bagi para sultan dan keluarganya. istana kadriah dibangun pada tahun 1771 M. Bangunan ini hampir semuanya terbuat dari bahan kayu. Rumah tradisional lainnya di kalimantan barat ada